Analisis Laporan Keuangan: Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, & Aktivitas (Written by Thania Kusmalinda & Salsabila Pratiwi Rimawan) | Dalam dunia bisnis yang semakin dinamis, keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh produk atau layanan yang ditawarkan pada masyarakat, tetapi juga oleh kemampuannya dalam mengelola dan menganalisis laporan keuangannya. Bagaimana cara kita memahami kesehatan finansial sebuah usaha? Belajar analisis laporan keuangan dengan rasio-rasio yang diperlukan adalah kunci untuk memahami kesehatan finansial sebuah usaha.
Hal ini tidak terlepas dari pemahaman dan pengetahuan mengenai rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas dalam analisis laporan keuangan. Rasio-rasio tersebut memberikan wawasan mendalam tentang kinerja keuangan perusahaan serta membantu dalam membuat keputusan investasi yang cerdas dan lebih tepat.
Analisis Laporan Keuangan
- Time Trend Analysis
Analisis laporan keuangan dengan melihat kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. - Peer Group Analysis
Analisis laporan keuangan dengan membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis / yang sama dalam 1 industri terkait.
Catatan:
- Tidak ada cara untuk mengetahui rasio manakah yang paling relevan
- Perbandingan akan menjadi lebih sulit bagi perusahaan yang memiliki banyak anak perusahaan atau unit bisnis
- Memberi variasi pada prosedur akuntansi, yaitu FIFO vs. LIFO
Analisis Rasio Laporan Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghadapi kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang digunakan adalah:
- Current Ratio = Total Current Assets/Total Current Liabilities
Untuk mengukur likuiditas perusahaan, dimana digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan aset lancar. Jika menurun, berarti bisa resiko keterlambatan meningkat dan. begitu pula sebaiknya - Quick Ratio = Quick Assets/Total Current Liablities
Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kembali utang lancarnya. Jika menurun, berarti kemungkinan memiliki lebih banyak hambatan dan begitu pula sebaliknya. - Cash Ratio = Cash/Total Current Liabilites
Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kembali utang jangka pendeknya dengan kas yang dimiliki perusahaan. Jika menurun, berarti kemampuan melakukan pembayaran menurun dan begitu pula sebaliknya.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas ialah rasio untuk mengukur kemampuan jangka panjang perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Rasio yang digunakan adalah:
- Debt to Assets Ratio (DAR) = Total Debt/Total Assets
Untuk mengukur aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (utang). Jika menurun, secara garis besar aset yang dibiayai kreditur menurun, begitu pula sebaliknya. - Debt to Equity Ratio (DER) = Total Debt/Total Equity
Jika nilai DER rendah, berarti tingkat utang perusahaan rendah. Begitu pula sebaliknya jika nilai DER tinggi, berarti kewajiban perusahaan tinggi.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba / profit dari pendapatan. Rasio yang digunakan adalah:
- Return on Assets (ROA) = Laba Bersih/Total Aset
Jika ROA rendah, berarti laba bersih yang dihasilkan perusahaan dengan total aset yang dimiliki rendah, dan begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, dan juga begitu pula sebaliknya. - Return on Equity (ROE) = Laba Bersih/Total Ekuitas
Jika ROE rendah, berarti laba bersih yang dihasilkan perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan rendah, dan begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, dan juga begitu pula sebaliknya. - Gross Profit Margin (GPM) = Laba Kotor/Penjualan Bersih
Laba kotor ini didapat dari penjualan bersih dikurangi dengan HPP (Harga Pokok Penjualan), dimana penjualan bersihnya juga sudah dikurangi retur. Jika laba kotor tinggi, maka gross profit margin yang dihasilkan dari penjualan bersih juga tinggi. Begitupun sebaliknya, semakin rendah laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih, maka semakin rendah pula gross profit marginnya. - Net Profit Margin (NPM) = Laba Bersih/Penjualan Bersih
Net profit margin yang tinggi akan menghasilkan laba bersih yang tinggi juga dari penjualan bersih, dan begitupun sebaliknya.
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ialah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam seberapa efektif perusahaan mengelola asetnya. Rasio yang digunakan adalah:
Total Assets Turnover = Revenue/Total Assets
Total assets turnover dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aset nya (aktiva). Jika turun, berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui pengguanan aset nya (aktiva) mengalami penurunan, dan begitupun sebaliknya.
Itulah analisis laporan keuangan dengan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Dari pemahaman, cara perhitungan, dan bagaimana membaca analisa tersebut pada laporan keuangan berarti Anda dapat mengantisipasi tantangan dan peluang yang mungkin dihadapi perusahaan di masa yang akan datang.
Dalam mengakhiri pembelajaran tentang analisis rasio laporan keuangan, penting untuk diingat bahwa kemahiran dalam menganalisis laporan keuangan adalah keterampilan yang sangat berharga. Dengan menerapkan konsep-konsep ini, kita dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam dunia bisnis yang serba dinamis.